TUGAS MANDIRI MODUL PEDAGOGIK PPG KEMENAG GURU PAI
1. Peta Konsep / Gagasan Utama dari Topik 1 s.d. 8
Berikut adalah lima gagasan utama yang dapat disarikan dari kedelapan topik:
a. Pembelajaran Kontekstual dan Berbasis Masalah (PBL & PjBL) - Topik 1
Topik ini menekankan pentingnya pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai subjek yang aktif. Melalui Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL), peserta didik diajak menyelesaikan masalah nyata dan membangun pengetahuan melalui kolaborasi dan eksplorasi. Hal ini sejalan dengan prinsip konstruktivisme, di mana siswa membangun pengetahuan berdasarkan pengalaman.
b. Diferensiasi Pembelajaran untuk Kebutuhan Individual - Topik 2
Pembelajaran Berdiferensiasi (DBL) merupakan pendekatan yang responsif terhadap perbedaan kesiapan, minat, dan gaya belajar siswa. Guru perlu melakukan pemetaan profil belajar murid serta memodifikasi konten, proses, produk, dan lingkungan belajar. Tujuannya adalah untuk menciptakan pengalaman belajar yang adil dan bermakna bagi setiap individu.
c. Integrasi Teknologi, Pedagogik, dan Konten (TPACK) - Topik 3
Gagasan utama dari topik ini adalah bahwa guru profesional abad 21 harus menguasai tiga domain pengetahuan penting: konten, pedagogik, dan teknologi. Ketiganya harus terintegrasi dalam praktik pembelajaran sehingga memaksimalkan potensi teknologi sebagai alat bantu pengajaran yang efektif, fleksibel, dan berorientasi pada peningkatan hasil belajar.
d. Pembelajaran Deep Learning: Mindful, Meaningful, Joyful - Topik 4
Konsep Deep Learning menyadarkan pentingnya suasana belajar yang mendalam dan menyenangkan. Pembelajaran yang mindful (penuh perhatian), meaningful (bermakna), dan joyful (menyenangkan) membentuk karakter siswa yang cinta belajar, kreatif, dan reflektif. Gagasan ini sangat relevan dengan semangat kurikulum merdeka yang mengedepankan kemerdekaan belajar dan kebahagiaan belajar.
e. Guru Adaptif terhadap Perubahan dan Tantangan Era Digital - Topik 8
Gagasan ini menekankan bahwa guru profesional masa kini harus siap menjadi lifelong learner yang adaptif dengan perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan. Tidak hanya mampu menggunakan teknologi, guru juga harus menanamkan etika digital dan literasi teknologi pada peserta didik agar siap menghadapi tantangan era society 5.0.
2. Materi/Konsep yang Berpotensi Menimbulkan Miskonsepsi
a. Perbedaan antara Diferensiasi dan Pembelajaran Individual
Dalam Topik 2, meskipun telah dijelaskan bahwa pembelajaran berdiferensiasi berbeda dengan pembelajaran individual, beberapa guru masih mungkin menyamakan keduanya. Pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti setiap siswa mendapat perlakuan individual penuh (one-on-one teaching), tetapi guru membuat penyesuaian berdasarkan kategori tertentu (minat, kesiapan, profil belajar).
b. Penerapan TPACK yang Terlalu Berorientasi pada Teknologi
Dalam Topik 3, terdapat risiko guru lebih fokus pada penggunaan teknologi canggih (seperti AI atau aplikasi daring) tanpa mempertimbangkan relevansi pedagogik dan konten. Padahal, prinsip TPACK adalah integrasi seimbang ketiga elemen, bukan sekadar "menggunakan teknologi".
c. Makna “Joyful Learning” Dipahami Sebagai Bermain Saja
Dalam Topik 4, “joyful” bukan berarti pembelajaran harus selalu santai atau tanpa tantangan. Ada kemungkinan guru salah kaprah dengan menjadikan pembelajaran hanya berisi hiburan. Joyful learning tetap harus bermakna, menantang, dan berorientasi pada pencapaian kompetensi.
d. Pendidikan Inklusi Dipahami Hanya untuk Anak Berkebutuhan Khusus Berat
Topik 6 menekankan pendidikan inklusif untuk semua anak, termasuk mereka yang memiliki perbedaan latar belakang budaya, kemampuan, dan kondisi sosial. Namun, sering kali dipahami sempit sebagai pendidikan hanya untuk anak-anak dengan disabilitas fisik atau mental yang berat.
e. Stereotip Terhadap Gen Z dan Alpha
Pada Topik 7, meskipun memberikan karakteristik khas Gen Z dan Alpha, guru perlu hati-hati agar tidak menyamaratakan perilaku mereka. Tidak semua anak Gen Z senang dengan pembelajaran daring, dan tidak semua Alpha sangat mahir teknologi. Pendekatan tetap harus berbasis kebutuhan aktual.
3. Pengembangan Jawaban (Analisis Mendalam ±5000 karakter)
Dalam konteks pedagogik PAI, delapan topik yang disajikan dalam modul PPG Kemenag ini memperkuat posisi guru sebagai fasilitator pembelajaran yang reflektif, responsif, dan adaptif. Guru PAI dihadapkan pada tuntutan untuk tidak hanya menguasai materi keislaman, tetapi juga strategi pembelajaran modern yang sesuai dengan karakteristik peserta didik masa kini.
Topik 1 dan 2 menekankan pentingnya menyesuaikan strategi pembelajaran dengan kondisi nyata di lapangan. PBL dan PjBL membantu guru mengarahkan pembelajaran pada problem nyata, sementara DBL mengajak guru memetakan karakter peserta didik secara lebih detail. Dalam praktiknya, kedua pendekatan ini menuntut guru untuk mengelola kelas secara dinamis dan kreatif, agar semua siswa dapat terlibat aktif.
Topik 3 dan 4 melengkapi kebutuhan guru dengan bekal keterampilan pedagogik dan teknologi. TPACK sebagai kerangka konseptual menuntut guru agar tidak hanya “melek teknologi” tetapi juga tahu kapan dan bagaimana menggunakannya secara efektif. Sedangkan Deep Learning mendorong guru untuk menghadirkan pembelajaran yang tidak hanya mengejar hasil akademik, tetapi juga pembentukan karakter dan pengalaman emosional yang positif.
Topik 5 dan 6 berfokus pada aspek layanan dan pendampingan peserta didik. Layanan bimbingan konseling dalam bentuk supervisi klinis mengarahkan guru untuk menjadi pembimbing yang bijaksana dan suportif. Pendidikan inklusif pun menegaskan bahwa kelas PAI harus terbuka bagi semua latar belakang peserta didik, tanpa diskriminasi. Ini sejalan dengan nilai-nilai Islam tentang rahmatan lil ‘alamin.
Topik 7 dan 8 menjadi fondasi akhir yang strategis. Mengenali karakteristik Gen Z dan Alpha adalah bekal penting agar guru bisa menyusun strategi komunikasi dan pembelajaran yang relevan. Di sisi lain, menjadi guru profesional di era digital mengharuskan guru tidak hanya menjadi "pengajar" tetapi juga "pembelajar" sepanjang hayat, yang mampu memanfaatkan teknologi digital dan AI untuk meningkatkan mutu pembelajaran PAI.
Dengan demikian, delapan topik ini tidak berdiri sendiri tetapi saling menguatkan dan membentuk kerangka pedagogik yang utuh. Guru PAI harus mampu:
-
Merancang pembelajaran kontekstual dan responsif,
-
Memahami dan memetakan karakteristik peserta didik,
-
Mengintegrasikan pendekatan dan teknologi secara tepat,
-
Menerapkan nilai-nilai Islam dalam konteks pendidikan yang inklusif dan modern,
-
Menghadirkan proses pembelajaran yang menyenangkan, bermakna, dan relevan dengan zaman.
Posting Komentar untuk "CONTOH TUGAS MANDIRI MODUL PEDAGOGIK PPG KEMENAG GURU PAI"