Sekolah Makin Merdeka: 5 Fakta Penting tentang Aturan Kurikulum Baru yang Perlu Anda Tahu
Banyak yang menganggap kurikulum sekolah adalah aturan kaku yang seragam dan ditentukan sepenuhnya oleh pemerintah pusat. Namun, kerangka kerja Kurikulum Satuan Pendidikan (KSP) yang baru justru membalikkan anggapan tersebut dengan memberikan fleksibilitas dan otonomi yang jauh lebih besar kepada setiap sekolah. Mari kita bedah lima terobosan paling berdampak yang perlu diketahui oleh para pendidik dan orang tua.
1. Sekolah Kini Punya 'Menu' Gaya Belajar, Bukan Cuma Satu Resep Wajib
Salah satu perubahan paling fundamental adalah kebebasan bagi sekolah dasar (SD/MI) untuk memilih pendekatan pengorganisasian pembelajaran yang paling sesuai. Sekolah tidak lagi diwajibkan menggunakan satu metode tunggal, melainkan dapat memilih salah satu dari empat pendekatan berikut:
- Berdasarkan mata pelajaran: Setiap mata pelajaran diajarkan secara terpisah.
- Secara tematik: Pembelajaran disusun berdasarkan tema yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari mata pelajaran yang berbeda.
- Secara terintegrasi: Konsep dan keterampilan tertentu diajarkan secara kolaboratif oleh tim guru (team teaching) dalam satu pembelajaran terpadu.
- Secara bergantian dalam blok waktu terpisah: Pembelajaran dikelola dalam bentuk blok-blok waktu, di mana beberapa mata pelajaran diajarkan secara bergantian dalam periode tertentu.
Fleksibilitas ini adalah sebuah terobosan karena memungkinkan sekolah untuk merancang proses belajar yang benar-benar sesuai dengan kondisi, sumber daya, dan tujuan unik mereka. Ini adalah pergeseran dari pendekatan "satu ukuran untuk semua" menjadi kurikulum yang adaptif dan kontekstual.
2. Kurikulum Bukan Dokumen Mati, Tapi 'Software' yang Terus Diperbarui
KSP dirancang sebagai dokumen hidup yang dievaluasi secara berkala dengan dua siklus yang berbeda. Pendekatan ini memastikan kurikulum tetap relevan dan responsif terhadap perubahan.
- Siklus Jangka Panjang (4-5 tahun): Komponen strategis seperti Karakteristik satuan pendidikan serta Visi, misi, dan tujuan ditinjau ulang. Ini menjaga arah dan fondasi jangka panjang sekolah tetap stabil.
- Siklus Jangka Pendek (Tahunan): Komponen operasional seperti Pengorganisasian pembelajaran dan Perencanaan pembelajaran dievaluasi setiap tahun. Ini memungkinkan penyesuaian taktis berdasarkan kebutuhan siswa dan guru yang dinamis.
Pendekatan dua kecepatan ini sangat penting. Sekolah dapat mempertahankan identitas dan visi besarnya, sambil tetap gesit dalam mengadaptasi metode pengajaran dan perencanaan dari tahun ke tahun untuk hasil yang lebih efektif.
3. 'P5' Berevolusi Menjadi Kokurikuler yang Lebih Luas dan Kontekstual
Istilah "Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)" kini diganti dan diperluas menjadi kegiatan Kokurikuler. Perubahan ini bukan sekadar pergantian nama, melainkan pergeseran filosofi yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah. Berdasarkan Permendikdasmen 13 Tahun 2025, yang merupakan perubahan atas peraturan kurikulum sebelumnya, kegiatan kokurikuler wajib memuat tiga komponen utama:
- Kompetensi: Mengacu pada 8 Dimensi Profil Lulusan (DPL), yang merupakan target kompetensi holistik yang harus dimiliki oleh lulusan jenjang pendidikan dasar, sebagai fokus penilaian.
- Muatan Pembelajaran: Tema tidak lagi ditentukan secara nasional. Setiap sekolah berhak mengembangkan tema sendiri yang relevan dengan konteks sosial budaya dan karakteristik peserta didik.
- Beban Belajar: Terdapat alokasi waktu tahunan yang jelas, misalnya 216 JP untuk kelas I-II, 252 JP untuk kelas III-V, dan 224 JP untuk kelas VI, yang pengelolaannya diserahkan kepada pendidik.
Perubahan ini memberdayakan sekolah untuk merancang proyek-proyek yang otentik. Namun, penting untuk dipahami bahwa penguatan karakter tidak hanya terjadi di sini. Kerangka pengorganisasian pembelajaran kini memiliki tiga pilar: intrakurikuler, kokurikuler, dan Budaya Satuan Pendidikan. Penumbuhan "7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7KAIH)" secara eksplisit menjadi bagian dari pilar Budaya Satuan Pendidikan, yang kemudian diperkuat melalui kegiatan seperti kokurikuler. Ini menunjukkan bahwa karakter tidak hanya dibangun lewat proyek, tetapi ditenun ke dalam seluruh denyut nadi kehidupan sekolah.
4. Semua Dimulai dari 'DNA' Sekolah, Bukan dari Atas
Panduan penyusunan KSP menegaskan bahwa langkah pertama dan paling krusial adalah "Menganalisis konteks KARAKTERISTIK SATUAN PENDIDIKAN". Proses ini mengharuskan sekolah untuk melakukan analisis mendalam terhadap kondisi internalnya, termasuk kondisi sosial budaya, karakteristik murid, latar belakang orang tua, serta kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan.
Pendekatan bottom-up ini sangat fundamental. Artinya, Visi, Misi, dan Tujuan sekolah tidak lagi dirumuskan hanya untuk memenuhi formalitas, melainkan lahir dari realitas, tantangan, dan potensi unik sekolah itu sendiri. Hal ini menjadikan KSP sebagai kompas yang otentik dan benar-benar dimiliki oleh seluruh warga sekolah.
5. Kurikulum Dibuat 'Keroyokan', Melibatkan Semua Warga Sekolah
Penyusunan KSP bukanlah tugas eksklusif kepala sekolah atau tim kecil, melainkan sebuah proses yang partisipatif dan kolaboratif. Panduan ini secara eksplisit menekankan pentingnya keterlibatan seluruh pemangku kepentingan.
Proses penyusunan KSP dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah, mulai dari kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua, hingga mitra pendukung.
Kolaborasi ini krusial untuk memastikan bahwa kurikulum yang dihasilkan tidak hanya relevan dan kontekstual, tetapi juga mendapatkan pemahaman dan dukungan penuh dalam implementasinya. Ketika semua pihak merasa memiliki, maka kurikulum tersebut akan lebih mudah dihidupkan dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari.
Pada intinya, kerangka KSP yang baru adalah tentang pemberdayaan, fleksibilitas, dan relevansi. Tujuannya jelas: menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik dan mempersiapkan generasi masa depan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kuat karakternya. Ini adalah sebuah undangan bagi setiap sekolah untuk menjadi arsitek bagi masa depannya sendiri.
Dengan kebebasan baru ini, perubahan konkret apa yang paling Anda harapkan terjadi di sekolah anak Anda?
Download Panduan Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan Edisi 2025 DISINI

Posting Komentar untuk "Download Panduan Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan Edisi 2025"