Inovasi/Transformasi Kegiatan Pembelajaran PPG Dalam Jabatan
|
bpiabad21.blogspot.com - Perbedaan PPG 2022 dengan PPG 2021 : Inovasi Transformasi Pembelajaran PPG Daljab Tahun 2022
Tahapan Penyelenggaraan Program PPG Dalam Jabatan
|
Pada dasarnya kegiatan PPG Dalam Jabatan terdiri dari 4 (empat) kegiatan, yakni :
(1) orientasi tentang guru masa depan,
(2) belajar mandiri dengan prinsip belajar mandiri (self regulated learning),
(3) kegiatan utama berupa siklus analisis materi, desain pembelajaran inovatif dan praktik pembelajaran inovatif, dan
(4) mengikuti Uji Kompetensi Mahasiswa PPG (UKM-PPG) berupa uji pengetahuan (UP) dan uji kinerja (UKin).
Keempat kegiatan Program PPG Dalam Jabatan dimaksud dilakukan melalui perbaikan substansi materi dengan mengintegrasikan isu-isu terbaru tentang perkembangan masa depan berbangsa dan bernegara, pendidikan, pembelajaran dan teknologi. Pada seluruh proses Program PPG Dalam Jabatan saat ini diintegrasikan siklus pendekatan analis akar penyebab (root cause analysis) yang telah dimodifikasi menjadi langkah :
Identikasi Masalah→ Akar Masalah → Alternatif Solusi → Aksi Penyelesaian→ Refleksi dan Evaluasi→ Tindak Lanjut.
Materi dan pendekatan Orientasi Tentang Guru Masa Depan direvisi sehingga lebih menggugah guru terhadap konsep kekinian pendidikan dan peran besar sekolah dalam rangka membangun generasi suatu bangsa. Materi dan proses yang relevan tentang strategisnya peran guru di masa depan yang dikembangkan dengan pendekatan root cause analysis diharapkan akan dapat mengubah kerangka berpikir (mindset) guru menjadi pendidik profesional, bukan sekedar pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karenanya pada Program PPG Dalam Jabatan ini materi, proses, teknik penyajian dan penyajinya harus memiliki standar kelayakan minimal. Kegiatan ini dilakukan dengan tagihan atau output yang terukur, terstruktur, dan sistemik disertai dengan instrumen atau rubrik penilaiannya.
Kegiatan Belajar Mandiri dilakukan untuk 3 (tiga) tujuan, yakni
(1) melatih Mahasiswa untuk belajar mandiri,
(2) mempersiapkan Mahasiswa untuk memiliki entry level yang bersesuaian baik materi bidang studi beserta aplikasinya, maupun pedagogik beserta seluruh teknologi yang relevan, dan
(3) membekali Mahasiswa PPG agar mampu mewariskan belajar mandiri tersebut kepada siswanya.
Belajar mandiri difasilitasi oleh Ditjen GTK dengan memberikan kesempatan calon Mahasiswa untuk mengakses modul-modul yang ada di LMS GTK. Agar kegiatan ini tepat sasaran maka tagihan atau output juga harus terukur, terstruktur, dan sistemik yang juga disertai dengan instrumen atau rubrik penilaian.
Kegiatan utama PPG berupa siklus Analisis Materi Ajar, Desain Pembelajaran Inovatif, dan Praktik Pembelajaran Inovatif didesain dan dilaksanakan dengan pendekatan root cause analysis dalam satu putaran yang utuh yang disebut Siklus I. Dengan pendekatan yang sama akan dilakukan Siklus II dan Siklus III yang didasarkan pada hasil refleksi dan evaluasi pada siklus sebelumnya. Keseluruhan kegiatan yang menggunakan pendekatan root cause analysis dan mengintegrasikan analisis materi, desain pembelajaran dan praktik ini menjadi sebuah siklus yang utuh dan diharapkan dapat berlanjut pasca PPG.
Oleh karena itu pada proses implementasi pendekatan ini, ada 3 (tiga) komponen yang diintegrasikan, dicontohkan, dan dilatihkan pada setiap kegiatan.
Pertama, perubahan mindset dari reflective mindset → change mindset → growth mindset.
Kedua, integrasi kemampuan menjadi independent learner (pembelajar tangguh), literasi IT/ICT dan language skill (keterampilan berbahasa Inggris/asing). Berbagai kajian dan riset terkini menunjukkan kinerja prestatif seseorang dimulai dari perubahan pola pikir, apalagi profesi yang memerlukan ketekunan, daya juang dan`kemampuan belajar untuk menyesuaikan diri. Hampir tidak dapat ditemukan pekerjaan yang lebih sulit daripada profesi guru sebab memerlukan kemampuan untuk mendidik dan membelajarkan siswa dengan berbagai perbedaan karakteristik. Materi ajar, strategi pembelajaran, teknologi pembelajaran, pendekatan belajar serta learning style siswa berubah dengan sangat cepat. Oleh karena itu dalam Program PPG Dalam Jabatan ini juga diintegrasikan latihan menjadi pembelajar
yang tangguh, literasi IT dan ICT serta memulai melatih diri kembali tentang bahasa Inggris/asing. Kemampuan-kemampuan tersebut diharapkan akan diintegrasikan Dosen PPG pada setiap aktivitas pembelajaran baik mandiri, kelompok, maupun secara klasikal.
Perubahan yang sangat cepat akan model belajar dan materi ajar menuntut guru untuk memiliki kemampuan menggunakan teknologi informasi mencari berbagai inovasi berbasis digital resources. Pembelajaran berbasis blended learning juga menuntut guru untuk menjadi pembelajar mandiri yang tangguh menggunakan berbagai platform online learning atau learning management system.
Ketiga, Program PPG Dalam Jabatan ini juga mengintegrasikan kompetensi yang sangat urgen dimiliki pada masa yang akan datang seperti yang dikembangkan oleh OECD yang dikenal dengan “OECD Learning Compass 2030”, yakni tranformative competencies, creating new value, reconciling tensions and dilemmas, and taking responsibilities. Secara konseptual OECD meyakini bahwa 3 (tiga) kompetensi transformatif ini yang dipandang dapat memastikan siswa mampu menghadapi dan meraih masa depan. Creating new value, berarti berinovasi untuk secara terus menerus mengembangkan kehidupan/cara yang lebih baik. Pada dimensi ini siswa dan/atau guru akan selalu berusaha mencari pengetahuan baru, wawasan, ide, teknik, strategi dan solusi, dan menerapkannya untuk masalah lama dan baru. Reconciling tensions and dilemmas, berarti bahwa hidup di masa depan itu baik guru atau siswa adalah persoalan “harmonisasi perbedaan”, kemampuan untuk “memposisikan” diri sendiri dan orang lain dalam perspektif perbedaan yang diakibatkan oleh politik, ekonomi, sosial dan budaya. Taking responsibility terkait dengan kemampuan untuk merefleksi dan mengevaluasi tindakan sendiri berdasarkan pengalaman dan pendidikan dengan pertimbangan kepentingan dan kemanfaatan yang lebih besar dari berbagai sudut pandang.
Program PPG Dalam Jabatan didesain dan dilaksanakan untuk tujuan mulai dari hal paling fundamental tentang perubahan mindset, kapasitas dan kapabilitas sebagai pembelajar tangguh, literasi IT/ICT dan Bahasa Inggris/Asing sampai dengan hal-hal yang strategis tentang hidup masa depan bagi siswa dan guru yakni transformative competencies. Kesemua "soft skill” ini diintegrasikan dalam bentuk kegiatan dan keteladanan yang ditunjukkan para Dosen terhadap Mahasiswa Program PPG Dalam Jabatan. Meski sangat filosofis dan sangat konseptual, namun dapat diintegrasikan, dicontohkan, diteladankan oleh Dosen terhadap Mahasiswa Program PPG Dalam Jabatan.
Hanya dengan modal perubahan mindset dan tools masa depan serta tranformative competencies ini kegiatan utama PPG berupa analisis materi, perangkat, dan praktik dapat mencapai sasaran. Bahkan tidak sekedar mencapai target Program PPG Dalam Jabatan tetapi juga akan menjadi kegiatan yang berkelanjutan dalam bentuk Continuing Professional Development (CPD) dan Continuing Quality Improvement (CQI) bagi guru pasca Program PPG Dalam Jabatan, sehingga dapat membangun habit dan kemampuan guru profesional dalam mengembangkan diri secara berkelanjutan (melalui kegiatan diseminasi best practice praktik pembelajaran inovatif dalam learning community). Dengan kultur baru guru Indonesia ini, maka guru akan menjadi tokoh utama pendidikan yang akan mengubah Indonesia menjadi negara maju.
Demikian informasi tentang Perbedaan PPG 2022 Dengan PPG 2021 : Inovasi Transformasi Pembelajaran PPG Daljab Tahun 2022. Semoga informasi ini ada manfaatnya. Terima kasih.
sumber : Perdirjen GTK Nomor 1019/B/Pd.00.02/2022
Silakan klik icon media sosial di bawah ini untuk membagikan postingan.
Posting Komentar untuk "Perbedaan PPG 2022 Dengan PPG 2021 : Inovasi Transformasi Pembelajaran PPG Daljab Tahun 2022"